Merebaknya isu kandungan sisa racun hama dan pestisida pada sayur-sayuran dan buah-buahan membuat bimbang konsumen, karena bisa menyebabkan berbagai penyakit termasuk kanker. Tanggapan Ini sebenarnya kurang tepat karena bahan pestisida hanya mendatangkan risiko bahaya saja. la tidak lantas memberikan efek kepada tubuh manusia, tetapi jika racun ini bertumpuk ia akan mendatangkan bahaya dalam jangka panjang.
Untuk meminimalisir zat racun dalam sayur-sayuran dan buah-buahan, silahkan mengikuti panduan sebagai benkut:
1. Belilah bahan makanan pada produk yang berbeda
2. Hindari membeli suatu jenis makanan dari satu tempat yang sama. Ini dikarenakan makanan tersebut menggunakan peraturan produksi yang sama, penggunaan pestisida yang sama, pencemaran alam sekitar yang sama, bahan mentah yang sama, dan berbagai faktor lain yang sama pula
3. menanam sendiri sayur dan buah
4. Menanam sendiri sayur-sayuran dan buah-buahan di sekeliling rumah jelas akan terhindar dari bahaya pestisida, di samping memberikan rasa buah-buahan yang segar dan sedap disantap
5. Pilih sayur dan buah yang bebas dari ulat atau serangga.
6. Buah yang mempunyai ulat atau serangga menunjukkan kurang atau tidak adanya sisa zat pestisida. Meski demikian, pendapat ini belum tentu benar, karena penggunaan pelbagai jenis racun pada tempo yang lama menyebabkan hama menjadi kebal.
7. Mencuci bersih sayur dan buah sebelum disantap.
8. Mencuci sayur dan buah dapat mengurangi efek pestisida sekitar 10%-20%. Racun ini tidak dapat dihilangkan 100% karena buah-buahan mempunyai lapisan minyak di permukaannya yang mengikat racun. Bagi petisida yang langsung terserap sislem kehidupan tanaman, pencucian ini tidak mengurangi sisa racun.
9. Belilah sayur dan buah yang ditanam secara hidroponik.
10. Cara penanaman hidroponik dilakukan di kawasan yang dilutupi jarring, sehingga menghalangi serangan hama.
Maka penggunaan insektisida tidak diperlukan atau pada kuantitas sangat sedikit, untuk lebih memastikan kualitasnya, belilah sayur dan buah yang mempunyai label pada kemasannya.
Cara memilih, menyimpan, dan mengolah makanan
Di samping memastikan sayur-sayuran dan buah-buahan bebas dari hama dan racun pestisida, konsumen perlu memastikan sayur-sayuran dan buah-buahan juga aman dikonsumsi, dilihal dari aspek kebersihan dan kandungan zat makanan. Di bawah ini adalah cara memilih, menyimpan, dan mengolah makanan.
Tanda sayur dan buah yang aman disantap
1. Warna sayur dan buah yang segar dan cerah warnanya.
2. Buah-buahan dan sayur-sayuran berjenis bunga harus kelihatan cantik bentuknya dan bertekstur keras atau lidak lembek.
3. Kulit permukaan buah alau sayur-sayuran berjenis buah tidak keriput dan banyak mengandung air Sayur-sayuran berjenis kacang-kacangan perlu dipillh yang cerah wamanya dan renyah apabila dipatahkan.
4. Sayur-sayuran jenis akar atau umbi-umbian bertekstur keras dan terlihat banyak mengandung air.
5. Sayur-sayuran yang digunakan tunas atau pucuknya, hendaklah berwarna cerah, segar, dan banyah mengandung air.
Cara menyimpannya
1. Penyimpanan yang benar, memastikan sayur-sayuran dan buah-buahan menjadi segar dan tahan lama.
2. Sayur-sayuran dan buah-buahan perlu dibasuh, dibungkus dengan kertas dan disimpan di ruangan khusus di dalam kulkas.
3. Jlka tidak ada kulkas, boleh disimpan di tempat yang dingin dan redup di dapur. Hindari penggunaan tas plastik supaya tidak menjadi layu dan hilang vitaminnya.
4. Buah-buahan seperti pisang jangan disimpan di dalam kulkas karena kulitnya akan mudah menJadi hitam dan busuk.
5. Sayur-sayuran dan buah-buahan di dalam kemasan hendaklah dipindahkan di dalam tempal penyimpanan yang lain, kemudian disimpan di kulkas.
6. Kentang, labu, dan bawang, hendaklah disimpan di dalam tempat yang agak gelap dan sejuk. Bila perlu disimpan ditempal yang memiliki aliran udara.
Cara mengolahnya
Sayur-sayuran dan buah-buahan haya dengan vitamin dan garam mineral. Vitamin C atau asid askorbik mudah rusak ala larut pada saat dimasak, melalui proses pengoksidaan, dan cara pemotongan atau pengupasan Sayur-sayuran dan buah-buahan perlu dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran, serangga yang melekat, dan sisa racun pestisida, kemudian baru dipotong Jangan merendam sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah dipotong, karena vitamin C mudah larut di dalam air Buah-buahan yang perlu dikupas kulitnya harus cepat disantap karena vitamin terutama vitamin C mudah teroksida oleh udaradan suhu yang tinggi Hindari memotong sayur-sayuran dan buah-buahan terlalu kecil karena ukuran kecil juga menyebabhan mudah terjadi proses pengoksidaan vitamin terutama vitamin C Sebaiknya buah-buahan segar baru dipotong ketika hendak dimakan saja. Sel yang rusak akan mengeluarkan enzim dan menyebabkan hilangnya vitamin C. Jangan memasak sayur-sayuran terlampau masak.
Sebelum tahun 1950, proses pembuatan adonan yang amat populer adalah menggunakan metode sourdough dan sponge and dough yang membutuhkan waktu 12-24 jam dalam proses fermentasi. Proses pembuatan roti di jaman moderen menuntut kecepatan karena waktu semakin berharga dan cakupan wilayah distribusi semakin luas, yang berarti kapasitas produksi semakin besar. Maka proses fermentasi semakin pendek bahkan ada istilah no time dough untuk menjelaskan singkatnya waktu fermentasi. Untuk itu diperlukan bahan yang membantu kinerja pengembangan roti agar maksimal dalam waktu fermentasi yang maksimal yang dikenal dengan nama bread improver. Ada dua alasan utama dalam mengaplikasikan bread improver dalam adonan yang menggunakan yeast, yaitu untuk mendukung kerja yeast dalam memproduksi gas (CO²) dalam masa fermentasi dan menjaga kestabilan kandungan gas di dalam adonan yang berperan juga dalam menentukan cita rasa, kestabilan volume dan shelf life adonan setelah dipanggang. Dalam Bread Improver