Sorbitol yang dikenal juga sebagai glusitol, adalah suatu gula alkohol yang dimetabolisme lambat di dalam tubuh. Sorbitol diperoleh dari reduksi glukosa, mengubah gugus aldehid menjadi gugus hidroksil, sehingga dinamakan gula alkohol.
Sorbitol digunakan sebagai pemanis buatan pada produk permen bebas gula dan sirup obat batuk. Zat ini juga dikenal sebagai pemanis yang memiliki nilai gizi karena mengandung energi sebanyak 2,6 kkal per gram.
Selain digunakan sebagai pemanis pengganti gula, sorbitol juga digunakan sebagai obat pencahar non stimulan. Sorbitol bekerja dengan cara menarik air menuju usus besar, sehingga merangsang pergerakan usus (1).
Sorbitol ditambahkan pada mouthwash untuk membantu mencegah plak gigi, selain itu sorbitol juga ditambahkan pada sediaan kosmetik untuk membantu menjaga kelembaban kulit. Bahan bakar roket amatir dapat dihasilkan apabila sorbitol dicampur dengan senyawa kalium nitrat (2).
Keamanan penggunaan sorbitol telah dijamin oleh FDA (the Food and Drug Administration) melalui berbagai penelitian. Namun apabila terlalu banyak dikonsumsi, sorbitol dapat menyebabkan nyeri abdomen, menimbulkan gas, serta diare sedang hingga parah. Asupan sorbitol sebanyak 20 gram per hari telah dilaporkan mengakibatkan diare parah pada seorang wanita, sedangkan seorang lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit setelah mengkonsumsi sebanyak 30 gram sorbitol per hari (3). Sorbitol dapat pula menyebabkan terhambatnya penyerapan fruktosa (4).
Referensi
(1). Lehninger Principles of Biochemistry, Nelson and Cox, Fourth Edition
(2). Richard Nakka's Experimental Rocketry Web Site
(3). Kathleen Doheny. "Sweetener Side Effects: Case Histories". WebMD Medical News. Akses tanggal 10 Januari 2008
(4). Hope, Jenny. "Sweetener in chewing gum can damage your health", Daily Mail. Akses tanggal 11 Januari 2008. "A sweetener used in sugar-free chewing gum, some toothpastes and thousands of other products could be a severe health risk, doctors warned." Reports The British Medical Journal.