ipb.ac.id, BIASANYA istilah bakteri diasosiakan dengan timbulnya infeksi atau penyakit lainnya. Ternyata ada juga bakteri yang justru menyehatkan tubuh, seperti yang akan diuraikan dibawah ini, yaitu yang dikenal sebagai bakteri bifidus. Adalah menjadi dambaan setiap orang untuk panjang umur dan sehat selalu; bakteri bifidus ini dipercaya dapat menyehatkan dan memanjangkan umur.
Penggunaan bakteri untuk kesehatan tubuh dan memanjangkan umur pertama kali disarankan oleh seorang ahli biologi pemenang hadiah Nobel, Elie Metchnikoff dari Institut Pasteur pada awal abad ini; yaitu dengan cara mengkonsumsi bakteri yang terdapat dalam yoghurt, kefir, dan susu asam.
Bakteri yang terdapat dalam yoghurt adalah yang tergolong lactobacili (pembentuk asam laktat), yaitu Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Dengan cara mengkonsumsi yoghurt, diharapkan bakteri-bakteri tersebut akan menggantikan mikroflora (bakteri Clostridium yang merugikan) yang terdapat di dalam usus.
Metchnikoff mengemukakan teorinya bahwa mikroflora (bakteri) yang terdapat di dalam usus tidak hanya mengontrol pengaruh infeksi bakteri patogen yang masuk ke dalam tubuh, tetapi juga mengatur toksemia kronik alami yang memegang peranan penting dalam proses penuaan (aging) dan kematian.
Namun, beberapa penelitian yang dilakukan setelah itu meragukan kemampuan bakteri-bakteri tersebut untuk bertahan hidup terhadap pengaruh asam lambung dan asam empedu. Walaupun beberapa di antaranya dapat tahan terhadap pengaruh asam tersebut, namun kemampuan bakteri tersebut untuk berkolonisasi dalam usus juga diragukan. Faktor-faktor tersebut telah menipiskan kemungkinan keuntungan yang akan dapat diperoleh dari bakteri lactobacilli dengan cara mengkonsumsi yoghurt.
Bakteri bifidus
Grup bakteri lain yang mempunyai kemiripan dengan bakteri-bakteri tersebut di atas (dapat menggunakan laktosa sebagai sumber energi), dikenal sebagai bifidobacteria. Oleh karena bakteri ini lebih sulit untuk diteliti, maka kepopulerannya dikalahkan oleh bakteri lactobacilli tersebut. Namun sekarang, baik di Jepang maupun di Eropa, bakteri ini telah banyak digunakan dalam makanan dan minuman, dan merupakan jenis industri yang berkembang dengan pesat.
Bakteri bifidus pertama kali ditemukan sekita tahun 1900 dalam feses seorang anak oleh Henry Tissier dari laboratorium Pasteur, yang memberi nama Bacillus bifidus communis. Berbeda dengan bakteri asam laktat yang disebutkan di atas, bifidus menghasilkan baik asam laktat maupun asetat (2 : 3) serta sedikit asam format dan etanol.
Tissier merupakan orang pertama yang mempromosikan penggunaan bakteri bifidus sebagai obat penyakit perut (usus). Ia percaya bahwa bakteri bifidus dapat menggantikan bakteri pembususk dalam usus yang bertanggung jawab atas timbulnya penyakit perut, yang kemudian menjadi bakteri yang dominan di dalam usus. Pemikiran ini sejalan dengan Metchnikoff yang beragumentasi tentang longevity-without-aging (panjang umur tanpa proses penuaan).
Efek terapi
Keuntungan yang diberikan oleh bakteri bifidus dari segi kesehatan dan gizi adalah : (I) mempertahankan keseimbangan mikroflora dalam usus agar tetap normal, terutama pada orang tua (manula) dan bayi serta anak kecil; (2) memperbaiki pencernaan protein susu dengan meniadakan apa yang dikenal sebagai lactose intolerance; (3) mempunyai aktivitas anti-karsinogenik; (4) menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah; (5) mensintesis vitamin B kompleks; serta (6) meningkatkan penyerapan kalsium.
Telah diketahui bayi yang diberi ASI lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan dengan bayi yang diberi susu botol. Hal ini antara lain disebabkan di dalam usus bayi yang diberi ASI, bakteri yang dominan adalah bifidus, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri lain penyebab penyakit misalnya coliforms, enterococci dan clostridia. Kemampuan bakteri bifidus untuk menghambat, pertumbuhan bakteri penyebab penyakit (patogen) tersebut adalah disebabkan karena ia memproduksi asam asetat dan laktat serta sedikit asam format. Keasaman lingkungan yang tinggi yang dibuatnya mampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Bakteri bifidus juga dapat mengoreksi abnormalitas mikroflora usus pada orang dewasa. Beberapa kosmonot Soviet yang mengalami gangguan dalam ususnya diberitakan dapat disembuhkan dengan memakan tablet bifidus. Orang-orang tua lanjut usia (manula) yang banyak mengalami gangguan dalam perutnya juga dapat disembuhkan dengan cara mengkonsumsi yoghurt yang mengandung bakteri bifidus.
Lactose intelorance terdapat pada beberapa individu, yaitu yang apabila mengkonsumsi susu (sapi) langsung menderita diare. Hal ini disebabkan oleh karena ketidak-mampuannya untuk mencerna laktosa (gula susu). Dengan menambahkan bakteri bifidus ke dalam susu, maka kadar laktosanya akan banyak berkurang karena digunakan oleh bakteri tersebut untuk pertumbuhannya.
Efek anti-karsinogenik dari bakteri bifidus mungkin diakibatkan oleh : (a) penghilang prokarsinogen baik secara langsung maupun tidak langsung, dan (b) aktivasi sistem pertahanan tubuh. Mekanisme penurunan kadar kolesterol dalam plasma darah oleh bakteri bifidus belum diketahui secara pasti. Namun dari hasil percobaan menggunakan tikus, hal tersebut diduga erat kaitannya dengan modifikasi metabolisme kolesterol.
Produk makanan/minuman
Sampai saat ini produk makanan/minuman mengandung bakteri bifidus yang berhasil dikembangkan semuanya berasal dari susu sapi, contohnya krim asam, mentega susu, yoghurt, susu bubuk, cookies dan frozen desserts. Bisnis dalam produk ini telah berkembang dengan cepat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Namun di Indonesia baru produk susu asam (yoghurt encer) yang telah beredar. ***
Deddy Muchtadi
Sumber : Kompas, Minggu 8 September 1991