ipb.ac.id, Suplemen tidak diperlukan bila makanan yang dikonsumsi setiap hari mengandung gizi seimbang. Tetapi, perubahan gaya hidup di era globalisasi ternyata memengaruhi pola makan masyarakat. Bertambahnya kesibukan tidak dibarengi peningkatan kualitas pola makan. Akibatnya, banyak orang kekurangan zat gizi tertentu, seperti vitamin, serat, mineral, dan lain sebagainya. Menurut Prof Ali Khomsan, guru besar pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) dan dr Hario Tilarso SpKO, mengonsumsi makanan suplemen (food supplement) tidaklah salah. Yang penting, kata dua pakar tersebut, kapan seseorang merasa perlu mengonsumsi suplemen. ''Pertanyaan itu wajib diketahui masyarakat yang kesehariannya menjalankan aktivitas cukup padat. Sebab konsumen harus memiliki pengetahuan dasar apa manfaat suplemen itu,'' kata Ali Khomsan, kepada Media beberapa waktu di Jakarta .
Pengetahuan dasar mengenai manfaat suplemen memang sangat penting. Sebab tidak sedikit masyarakat menggunakan makanan tambahan cuma ikut tren atau supaya disebut masyarakat modern. Artis Minati Atmanegara, misalnya, mengaku mengonsumsi food supplement, karena menyadari pentingnya hidup sehat. ''Saya mengonsumsi suplemen lebih dari 10 tahun. Jenis yang saya minum suplemen antioksidan,'' kata Minati yang mengetahui suplemen dari majalah dan buku. Namun, di kemudian hari ia mengetahui penggunaan suplemen akan lebih efektif lagi bila dibarengi dengan olahraga rutin. "Dengan olahraga, zat-zat yang kita butuhkan dari suplemen akan dapat diserap secara lebih baik oleh tubuh," tutur pengelola studio senam ini.
Berbeda dengan Minati yang mengonsumsi suplemen untuk menjaga stamina tubuh, Irma akrab dengan makanan tambahan itu karena tergiur iklan. ''Saya tertarik saat melihat iklannya. Aman bagi si konsumen dan cocok untuk mereka yang beraktivitas tinggi,'' kata konsultan di sebuah perusahaan marketing ini. Padahal, kata Irma, ia sendiri tidak tahu apa manfaat dari food supplement itu untuk tubuh. Model orang seperti Minati yang betul-betul butuh suplemen dan Irma yang cuma korban iklan banyak dijumpai di masyarakat.
Untuk itulah Ali Khomsan mengajak masyarakat untuk memahami betul apa itu suplemen, supaya jangan jadi korban iklan atau sekadar ikut tren masyarakat modern. Lansia, orang sakit Menurut guru besar Teknologi Pangan IPB Prof Tien R Muchtadi MS, suplemen memang bermanfaat untuk dikonsumsi. Tetapi lebih dibutuhkan oleh para lanjut usia (lansia), orang-orang sibuk, atau orang yang menjalani masa penyembuhan. ''Merekalah yang mengalami kekurangan zat makanan tertentu dalam makanan sehari-harinya,'' kata Tien. Hal itu diakui Ali. Menurutnya, karena sibuk kerja kebutuhan gizi sering diabaikan lalu larinya ke food supplement. Orang-orang sibuk cuma makan karbohidrat dan protein, seratnya kurang. lebih lanjut, Tien mengatakan para manula dianjurkan memakan suplemen dan vitamin, karena metabolisme tubuh mereka telah menurun. Di usia senja, katanya, manusia tidak lagi memproduksi sel-sel baru. Sehingga mereka membutuhkan dukungan suplemen. ''Bagi mereka yang sibuk pasif, kerja hanya di dalam ruangan, biasanya memerlukan makanan suplemen. Sebaliknya, bagi yang bekerja aktif secara fisik tidak terlalu membutuhkan, karena metabolisme mereka masih baik dengan banyak bergerak,'' papar Tien.
Sedangkan bagi mereka yang dalam masa penyembuhan, lanjutnya, penggunaan makanan suplemen atau vitamin harus dikonsultasikan dulu dengan dokternya. ''Biasanya pada orang baru sembuh ada beberapa organ tubuhnya terganggu. Saat itulah mereka butuh suplemen dan vitamin untuk mendukung metabolisme tubuhnya. Pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, suplemen dan vitamin sangat diperlukan untuk membantu memperbaiki sel-sel rusak,'' tambahnya. Hal itu, kata Tien lagi, berlaku juga bagi mereka yang kekurangan zat gizi penting karena alasan tidak suka atau memang kurang tersedia jenis makanan yang mengandung gizi tersebut. Bagi orang yang kurang menyukai sayuran, misalnya, dianjurkan memakan suplemen banyak mengandung serat. Begitu pula bagi yang kurang menyukai buah-buahan dianjurkan memakan suplemen mengandung vitamin C atau vitamin C-nya langsung. Untuk perokok juga dianjurkan banyak minum vitamin C. Namun, Tien mengingatkan penggunaan suplemen ataupun vitamin perlu memerhatikan jumlah kebutuhan. '' Ada baiknya para pengguna mempelajari dulu cara pakai dan kandungan yang dilampirkan bersama produk tersebut. Pasalnya, meski belum ada penelitian menyeluruh terhadap dampak kelebihan vitamin, tapi sesuatu yang berlebihan biasanya berdampak tak baik.'' Hal senada juga diungkapkan Hario.
Di kalangan atlet pun, katanya, sering kali asupan gizi kurang, padahal energi yang dikeluarkan cukup besar. ''Bagaimana bisa memperoleh prestasi bagus apabila tubuh kekurangan energi sementara individu tersebut tidak bisa memberikan energi melalui makanan bergizi dan seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh,'' kata Hario. Menurutnya, kapan seseorang itu perlu suplemen hanya individu itu yang tahu. Pada umumnya kalau kebutuhan gizi di dalam tubuh terpenuhi dan seimbang. Hidup sehat, tidur teratur, istirahat dan olahraga teratur, maka suplemen tidak perlu dikonsumsi.
Satu hal yang penting untuk diketahui adalah efek merugikan (adverse effect) dari suplemen pada masyarakat. '' Ada anggapan kalau sudah makan suplemen terjadi perubahan hidup. Mereka justru mengurangi olahraga, mengubah diet dan kurang memerhatikan gaya hidup sehat. Karena ada anggapan saya kan sudah makan suplemen, pasti sehat. Pemahaman itu justru menyesatkan,'' kata Hario. Dua tahun lalu, kata Ali Khomsan, pernah muncul kasus suplemen produksi perusahaan Australia. 19 orang di Australia dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi suplemen tersebut. Akibatnya, lebih dari 100 produk yang telah beredar di seluruh dunia termasuk Indonesia ditarik dari pasaran. ''Sekarang tinggal bagaimana masyarakat menyikapinya, karena pada dasarnya di Indonesia makanan yang memenuhi gizi jauh lebih mudah didapatkan dibanding di luar negeri. Lagi pula masyarakat kita telah terbiasa mengonsumsi sayur dan buah segar,'' kata Ali.
Sumber : Media Indonesia http://www.dnet.net.id/kesehatan/beritasehat/detail.php?id=9174