foodreview.biz, Plastic packaging is not only to protect
product inside. It can be used as product differentiation
in penetrating new market. Plastic cup polipropilen 180 ml-250
ml is now dominating the market for mineral water, tea, coffee
and other beverages. This packaging stimulates industry food
and beverage industry with significant growth. This article will
explain furthermore on the trend and types plastic packaging for
food and beverage industry.
Pertumbuhan kemasan plastik akan mengikuti
pertumbuhan bisnis makananan dan minuman. Menurut Adhi S
Ketua umum GAPPMI pertumbuhan makanan dan minuman di tahun 2011
adalah 7-8 %. Tahun ini tingkat pertumbuhan diperkirakan 8-10%. Tentu akan
diikuti pertumbuhan kemasan plastik. Akan tetapi yang menarik adalah kemasan
plastik dapat juga menjadi alat inovasi di bidang kemasan, yang dapat memicu
pertumbuhan bisnis makanan dan minuman. Sebagai contoh kemasan cup polipropilen
untuk minuman, yang awalnya digunakan hanya untuk air minum dalam kemasan. Kini
kemasan cup digunakan juga untuk minuman rasa kopi dan teh. Kehadiran kemasan
ini melengkapi kehadiran kemasan teh dalam botol dan Tetrapak.
Kemasan cup PP memiliki harga jual ke konsumen
lebih murah dan mudah didistribusikan. Kini kemasan cup polipropilen memacu
pertumbuhan di bisnis minuman khususnya teh dan kopi.
Oleh karena itu kemasan kini bukan hanya
sekedar pelindung produk di dalamnya, tetapi juga sebagai alat untuk penetrasi
dan diferensiasi produk untuk menciptakan blue ocean di pasar. Tulisan ini akan
menyajikan jenis kemasan untuk makanan dan minuman, mencermati tren harga yang
akan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan dan juga tren pasar yang
perlu dicermati. Teknologi pengemasan plastik umumnya dibagi menjadi kategori
kemasan flexible dan kemasan rigid. Kemasan flexible meliputi sachee,
standingpouch, lid, dan label. Sementara kemasan rigid meliputi botol, jeligen,
tutup, wadah, dan snack box.
Jenis kemasan plastikuntuk pangan
1.PET
Umumnya digunakan untuk botol AMDK 600ml, botol
minyak, dan kecap. Kelebihan kemasan PET adalah clarity serta relatif lebih
ringan dibanding dengan kemasan lain (seperti HDPE dan PP) untuk volume yang
sama. Kemasan ini termasuk sukses menggantikan kemasan PVC untuk produk pangan.
Kelemahan plastik PET adalah tidak tahan panas. Kecuali untuk grade tahan panas
ada kemasan PET hotfill. Artinya kemasan ini dibuat dengan bahan biji plastik
PET khusus tahan panas yang dicetak dengan diblow menggunakan teknologi hotfill.
2.HDPE
Kemasan ini banyak digunakan di produk susu.
Dibandingkan PET, HDPE punya kelebihan yaitu pembuatan cetakan tidak semahal
cetakan PET. Oleh karena itu untuk produk yang penjualan per bulan tidak
terlalu tinggi biasanya menggunakan HDPE.
3. LDPE
Plastik jenis ini banyak digunakan untuk
pembuatan tutup botol. Selain LDPE, tutup botol dapat dibuat dengan plastik
jenis PP dan HDPE. Khusus untuk tutup yang membutuhkan kelenturan seperti tutup
botol kecap 140 ml digunakan plastik LDPE.
4.Polipropilen
Kemasan ini sangat banyak pemakaiannya di
industri makanan dan minuman. Misalnya minuman cup AMDK, cup untuk jely, dan
kemasan makanan seperti snack box. Kelebihan plastik PP adalah tahan terhadap
panas. Kelemahannya adalah porositas yang tinggi, sehingga mudah ditembus oleh
oksigen.
5.Polikarbonat
Plastik jenis PC atau policarbonat digunakan
untuk pembuatan botol AMDK 5 Gallon. Dari segi ketahanan terhadap panas dan
kemampuan menahan penetrasi oksigen, PC termasuk yang baik. Kelemahannya tentu
harganya mahal. Dan bahan baku
masih impor. Serta pembuatan cetakan yang lebih mahal dibandingkan dengan
plastik jenis lain.
Trend pasar kemasan plastik
Perkembangan kemasan plastik di bidang makanan
dan minuman ditandai dengan meningkatnya konsumsi minuman cup polipropilen.
Menurut data salah satu asosiasi kemasan plastik, konsumsi cup PP untuk minuman
AMDK dan minuman rasa teh mencapai 4 Milyar cup per bulan.
Di Australia kini kemasan HDPE mulai banyak
dipakai untuk minuman kopi, cokelat dan susu. Tren ini nampaknya akan ikut
meramaikan pasar minuman di Indonesia. Kelebihan kemasan ini adalah tahan
terhadap panas, kemudian untuk pembuatan cetakan per cavity tidak semahal botol
PET. Kelemahan botol HDPE terletak di leher botol yang agak bergelombang. Oleh karena
itu biasanya diseal dulu dengan alumunium foil laminating seperti botol susu
Milkuat.
Tren kemasan botol PET untuk minuman non AMDK
bergeser dari PET botol hotfill ke botol biasa dengan teknologi aseptik.
Artinya untuk membuat produk tahan disimpan 1 tahun tanpa pengawet, pengisian
dilakukan pada suhu biasa, hanya saja filling mesin dilengkapi dengan filter
yang mampu menyaring mikroba serta ruangan dibuat aseptik. Kemudian tutup botol
dicuci, serta botol kosong biasanya dibilas dengan H2O2.
Makin banyak kemasan botol PP yang digunakan
untuk susu bayi. Di samping harganya murah dibandingknan PC. PP tidak mengalami
kontroversi isu kesehatan. Karena kini banyak dikembangkan PP dengan clarity
yang lebih baik.
Makin mahalnya harga PET botol mendorong penurunan
berat botol. Sebagai contoh berat botol AMDK awalnya 16 gram kini bergeser
menjadi 13.5 gram. Untuk menjaga stuktur botol agar tetap kuat, maka yang
dikurangi adalah “daging plastik” di leher tutup. Maka kini dikenal istilah
short neck artinya tutup makin pendek, karena dibagian ini berat botol
dikurangi. Kemasan ini dapat dilihat di supermarket merk Club dan 2 Tang.
Dipastikan beberapa merk akan menyusul beralih ke short neck. Di Indonesia
penurunan berat selain mengurangi cost botol, juga berkaitan dengan isu
lingkungan. Begitu juga tren di kemasan cup Polipropilen yang mengalami
penurunan berat. Sebagai gambaran untuk pembuatan cup AMDK, awalnya adalah 5
gram turun ke 4 gram dan kini kebanyakan sudah 4 gram. Sedangkan untuk kemasan
cup yang menggunakan printing umumnya masih 4-5 gram, karena kalau cup terlalu
tipis ketika di printing hasilnya kurang bagus.
Perkembangan harga plastik
Harga plastik diawal tahun mengalami kenaikan
dibandingkan bulan November dan Desember 2011. Sebagai gambaran harga 1 kg
PP Rp 15.000/kg di bulan Desember, kini merangkak naik menjadi Rp 16.000/kg.
Namun kejadian langkanya bahan baku
PP seperti terjadi diawal tahun lalu, diperkirakan tidak akan terjadi lagi
karena salah satu produsen pemuat biji platik PP dalam negeri kini sudah
kembali berproduksi.
Harga PET di minggu pertama Februari tahun ini
mulai merangkak naik dibandingkan Desember 2011. Sebagai gambaran harga PET per
kg sekitar Rp 15.500 naik dibandingkan Rp 14.000 di bulan November 2011. Dan
masih ada kecenderungan naik.
Harga HDPE dan LDPE juga mengalami tren
yang hampir sama dengan PP
Kenaikan harga kemasan akan mulai dirasakan di
bulan April mendatang apabila harga BBM jadi naik. Juga adanya kenaikan listrik
dipastikan akan membuat harga kemasan plastik meningkat. Faktor listrik akan
sangat besar pengaruhnya karena salah satu cost terbesar untuk proses plastik
adalah listrik.
Oleh Sambas Winata
PT Multi Sejahtera Persada
(FOODREVIEW INDONESIA Edisi Maret 2012)