ipb.ac.id, Susu memang mengandung lemak, sehingga banyak orang dewasa menghindari minum susu agar tidak gemuk. Ketakutan tersebut tidak beralasan. Karena berdasarkan penelitian kandungan lemak dalam susu tidak membahayakan kesehatan. Masyarakat Indonesia boleh dikatakan memang belum terbiasa menjadikan susu sebagai minuman wajib setiap hari. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang justru menghentikan konsumsi susu begitu memasuki usia dewasa.
Banyak faktor yang memang menjadi penyebab kenapa tingkat konsumsi susu orang Indonesia itu masih rendah. Prof. Ali Khomsan, guru besar ilmu pangan dan gizi IPB pernah mensinyalir salah satunya adalah akibat warisan budaya kolonial yang membatasi minuman susu hanya untuk bangsa kulit putih.
Celakanya peradaban seperti itu semakin membekas dengan munculnya mitos negatif yang berkembang di masyarakat seperti susu bisa menyebabkan sakit perut (diare) Belum lagi era sekarang di mana program diet sedang tren orang semakin khawatir mengonsumsi susu karena takut menjadi gemuk.
Situasi seperti itu diperparah dengan maraknya iklan susu yang mengkampanyekan susu rendah lemak. Benarkah lemak susu itu membuat gemuk?
Sebenarnya, kata Prof Made Astawan, Guru Besar Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, ketakutan menjadi gemuk karena mengonsumsi susu itu tidak beralasan. Memang, salah satu mineral yang terkandung dalam susu adalah lemak. Tapi sejumlah penelitian telah membuktikan lemak pada susu tidak membahayakan kesehatan.
Dari 18 jenis asam lemak yang ada pada susu ternyata hanya 35% yang diduga menaikan kolesterol. Asam lemak pemicu kolesterol ini adalah asam lemak laurat (AL C12), asam lemak miristat (C14) dan asam lemak palmitat (C16). Sementara sisanya (65%) terbukti tidak memiliki efek buruk.
Sebaliknya sebagian besar asam lemak pada susu itu justru memiliki efek yang sempurna terhadap kesehatan tubuh. Asam butirat misalnya, selain memiliki daya cerna yang tinggi juga merupakan benteng terhadap serangan kanker dan mendukung pertumbuhan bakteri baik yang bersifat prebiotik.
Tak kalah menarik adalah keberadaan asam linoleat terkonjugasi yang memiliki fungsi banyak untuk kesehatan tubuh. Asam ini bukan hanya bisa menghambat pembentukan tumor, tetapi juga mampu menurunkan beberapa risiko penyakit generatif dan kronis seperti kanker, hipertensi dan diabetes. Karena itulah penderita diabetes pun sangat dianjurkan untuk mengonsumsi susu secara rutin.
Selain itu asam linoleat juga berfungsi meningkatkan sistem pertahanan tubuh serta kontrol lemak dalam perkembangan tubuh. Asam ini pula memiliki fungsi antiatherosklerosis, antihipertensi dan antidiabetik.
Lemak susu juga merupakan pembawa vitamin larut lemak sehingga susu sering disebut juga sebagai sumber vitamin A, D, E dan K, di samping juga sebagai sumber vitamin C dan B kompleks.
Rasa susu memang agak manis mengandung laktosa (gula susu), namun indeks keberadaanya cukup rendah bahkan lebih rendah dibanding glukosa. Zat gula susu ini pun tidak hanya sekadar menciptakan rasa manis, tetapi juga mampu meningkatkan solubilitas kalsium.
Susu, khususnya susu segar juga kaya akan fosfolipid, protein, mineral dan vitamin. "Sedikitnya ada lima jenis komponen penting yang terkandung dalam fosfolipid," ujar Astawan.
Komponen fosfolipid ini di antaranya berfungsi sebagai proteksi mukosa usus terhadap patogen, meningkatkan fungsi sel membran serta berfungsi sebagai penyusun otak, jaringan syaraf, hati, otot, jantung dan sperma. Fosfolipid juga salah satu zat antikanker.
Kandungan protein
Sementara unsur yang tak kalah penting dalam susu adalah nilai gizi lewat kandungan proteinnya. Protein dalam susu ini biasa dinyatakan dalam PER (protein efficiency ratio).
Nilai rata-rata PER dalam susu itu sebanyak 3,1 lebih tinggi dibanding dengan daging sapi, kedelai dan gandum.
"Rasio protein hewani tertinggi memang ada pada telur baik itu telur ayam kampung, ayam potong maupun bebek semuanya sama. Kalaupun ada yang mengatakan telur ayam kampung lebih baik itu hanyalah mitos di kalangan masyarakat tertentu," tutur Astawan.
Karena itulah susu dan telur itu sangat penting untuk proses tumbuh kembang anak.
Lebih-lebih protein susu yang memiliki aktivitas biologis sangat sempurna. Secara ilmiah dalam protein susu itu ada kasein dan whey protein.
Menurut tinjauan medis, kasein ini adalah pembawa mineral calium (ca) dan phosphat (P). Protein ini juga berfungsi menjaga kandungan mineral dalam keadaan terlarut sekaligus menjaga pembentukan ca-phosphat yang tidak larut.
Dia juga memiliki fungsi pertahanan terhadap bakteri dan virus. Dengan begitu jika Anda terbiasa mengonsumsi susu secara teratur dengan sendirinya kekebalan tubuh ikut terbentuk.
Begitu juga whey protein yang terdapat dalam kolustrum dan merupakan kelompok protein kompleks. Selain berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh, jenis protein ini juga mengandung laktofirin yang berfungsi sebagai pengikat zat besi.
Ada sekitar enam jenis mineral makro dan sejumlah mineral mikro pada susu yang mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Barangkali kita sering mendengar iklan yang menyebut-nyebut bahwa susu merupakan sumber utama kebutuhan kalsium dalam tubuh.
Memang benar karena setidaknya 70% kebutuhan tubuh terhadap kalsium itu dengan mudah dapat dipasok dari susu. Karena itulah dengan mengonsumsi susu setiap hari minimal satu gelas, Anda sudah melakukan pencegahan terhadap tulang keropos (osteoporosis).
Sumber : Bisnis Indonesiahttp://www.dnet.net.id/kesehatan/tipssehat/detail.php?id=8591