Langsung ke konten utama

Menelisik Kehalalan Kue Tart

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kue tart. Siapa yang tak suka kelezatan kue yang biasa hadir menyemarakkan syukur an ulang tahun atau pernikahan. Ya, boleh dibilang, tak lengkap rasanya sebuah resepsi tanpa kehadiran kue tart. Dengan berbagai hiasan dan toping yang menarik, kue tart dapat menambah semaraknya syukuran ulang tahun atau resepsi pernikahan.

Kue tart dapat dibuat dari aneka cake, seperti lapis malang, black forest, bolu cake, atau brownies yang diberi hiasan berupa krim, aneka cokelat, dan gula-gula. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat cake tersebut, antara lain, telur ayam, tepung terigu, telur ayam, gula pasir, margarin, mentega, baking soda, baking powder, cake emulsifier, serta cokelat aneka warna dan flavor.

Bahan utama untuk membuat tart adalah tepung terigu. Di Indonesia, tepung terigu pada umumnya difortifikasi/ditambahkan vitamin dan mineral untuk memperkaya nilai gizinya. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim, titik kritis kehalalan tepung terigu terdapat pada bahan aditif/fortifikasi, yaitu mineral dan vitamin.

"Dari segi kehalalan, yang patut dicermati adalah penambahan vitamin larut lemak dan mudah rusak selama penyimpanan, misalnya, vitamin A. Agar vitamin A mudah larut dalam produk pangan berair (aqueous) dan agar tidak mudah rusak selama penyimpanan, maka vitamin A biasanya disalut (coating)," ungkap Lukmanul.

Menurut dia, bahan penyalut tersebut ada kemungkinan berasal dari gelatin. Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. "Gelatin harus dibuat dari hewan halal yang penyembelihannya dilakukan secara syariah Islam." Sedangkan, telur ayam merupakan bahan hewani alami dan tidak termasuk ke dalam titik kritis.

Selain itu, bahan utama lainnya yang perlu diperhatikan adalah gula pasir yang terbuat dari tebu. Menurut Lukmanul, pembuatan gula yang perlu dicermati adalah bahan penolong, yaitu karbon aktif yang ditambahkan pada proses rafinasi dan hidrolisis yang bertujuan untuk mendapatkan gula pasir dengan penampakan putih. "Penggunaan karbon aktif perlu diketahui sumbernya, yaitu dapat dibuat dari tulang hewan yang tidak halal, baik jenisnya maupun proses penyembelihannya," papar Lukmanul.

Bahan utama pembuat tart lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah margarin. Bahan ini merupakan lemak padat yang sudah ditambah dengan bahan pengawet, pewarna, dan perisa, bahkan diperkaya dengan vitamin. "Yang menjadi titik kritis kehalalan margarin adalah sumber lemak apakah dari hewan yang halal dan disembelih secara syariat Islam?" Selain bahan-bahan utama, menurut Lukmanul, terdapat beberapa komponen bahan tambahan yang perlu diwaspadai. Pertama, emulsifier. Kita tahu, minyak dan air tidak dapat bercampur secara merata. Namun, ilmu dan teknologi telah memungkinkan bercampurnya minyak/lemak dengan air secara homogen dan tidak terpisahkan," paparnya.

Nah, emulsifier ini merupakan mono atau digliserida yang berasal dari proses hidrolisis lemak hewani ataupun nabati. Bila berasal dari lemak hewani, dapat saja berasal dari lemak babi atau lemak sapi yang tidak disembelih menurut syariat Islam. Atau kalaupun dari lemak nabati, proses hidrolisis untuk menghasilkan emulsifier dapat saja menggunakan enzim yang berasal dari bahan-bahan yang haram, seperti porcine pancrease lipase (enzim lipase yang berasal dari pankreas babi).

Kedua, perisa atau flavor. Flavor merupakan bahan kompleks yang memberikan cita rasa dan aroma tertentu. Menurut Lukmanul, bahan-bahan dasar dari flavor dapat berasal dari senyawa-senyawa kimia sinetis atau bahan-bahan alami (tanaman dan hewan) yang dapat saja berasal dari bahanbahan yang haram.
Karena itu, perlu diketahui pula asal-usul perisa ini.

Ketiga, mentega. Ini merupakan produk olahan dari lemak susu. Rasa dan aroma mentega biasanya juga diperkuat dengan perisa (flavor) dan diberi bahan tambahan pengawet. Karena melibatkan pencampuran minyak dengan air yang mengandung pewarna, perisa, vitamin, pengawet, ke dalam mentega biasanya juga ditambahkan emulsifier agar campuran minyak dan air/larutan tersebut seragam.

Keempat, baking soda. Bahan ini biasa disebut pula dengan nama soda kue. Ini adalah bahan kimia dengan nama natrium (sodium) bikarbonat. Bahan ini dibuat secara sintesis kimia dan tidak ada masalah dari segi kehalalannya. Baking powder adalah campuran antara sodium karbonat (baking soda) dengan asam pengembang (leavening acid). Asam pengembang di antaranya adalah garam fosfat, sodium aluminium fosfat, glukono delta lakton, dan cream of tartar.

Kelima, cake emulsifier. Ini adalah suatu bahan yang digunakan untuk penstabil dan pelembut adonan cake. Fungsi lainnya adalah untuk menghemat penggunaan telur. Di pasar, bahan ini dikenal dengan nama-nama dagang, seperti Ovalet, SP, Spontan 88, TBM (istilah jenis cake emulsifier dalam bahasa Jerman), VX, dll.

Menurut Lukmanul, sumber emulsifier bisa dari bahan nabati (tanaman) atau hewani (dari hewan). Di samping itu, sering kali bahan ini dicampur dengan lemak padat. Pada umumnya, lemak yang memadat pada suhu ruang adalah lemak hewani di samping lemak nabati yang dibuat dengan cara proses hidrogenisasi minyak nabati. Oleh karena itu, sumber dari cake emulsifier harus dicermati. "Jika dari turunan hewan, maka harus dilengkapi dengan sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diakui MUI," papar Lukmanul.


Reporter : dyah ratna meta novi
Redaktur : irf

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bread Improver dan Para Pemainnya

Sebelum tahun 1950, proses pembuatan adonan yang amat populer adalah menggunakan metode sourdough dan sponge and dough yang membutuhkan waktu 12-24 jam dalam proses fermentasi. Proses pembuatan roti di jaman moderen menuntut kecepatan karena waktu semakin berharga dan cakupan wilayah distribusi semakin luas, yang berarti kapasitas produksi semakin besar. Maka proses fermentasi semakin pendek bahkan ada istilah no time dough untuk menjelaskan singkatnya waktu fermentasi. Untuk itu diperlukan bahan yang membantu kinerja pengembangan roti agar maksimal dalam waktu fermentasi yang maksimal yang dikenal dengan nama bread improver. Ada dua alasan utama dalam mengaplikasikan bread improver dalam adonan yang menggunakan yeast, yaitu untuk mendukung kerja yeast dalam memproduksi gas (CO²) dalam masa fermentasi dan menjaga kestabilan kandungan gas di dalam adonan yang berperan juga dalam menentukan cita rasa, kestabilan volume dan shelf life adonan setelah dipanggang. Dalam Bread Improver

Resep Liang Teh & Cara Masaknya

  Bahan bahan liang teh bisa didapatkan di toko obat china yang menjual jamu2 tradisional, jika dijakarta bisa ditemukan didaerah glodok. Biasanya bahan bahan tersebut sudah dalam 1 paket.    Berikut bahan-bahannya untuk membuat Liang Teh : 1. Mesona Palustris (Cincau Hitam/Grass Jelly Drink) / sienchau (xiancao) Ekstrak daun cincau hitam memiliki kandungan senyawa antioksidan yang cukup tinggi yang berasal dari golongan flavonoid, polifenol, maupun saponin. Menurut penelitian (Nurdyansyah dan Widyansyah (2017) yaitu ekstrak daun cincau hitam memiliki nilai IC50 66,67 ppm serta total fenol sebesar 829,7 ppm. Nilai IC50 tersebut membuktikan bahwa tanaman cincau hitam berpotensi sebagai bahan pangan fungsional yang mampu sebagai antioksidasi dalam tubuh akibat paparan senyawa radikal bebas. Berdasarkan review yang berjudul Beneficial Effect of Mesona palustris BL: A Review on Human and Animal Intervention terbukti bahwa cincau hitam memiliki kandungan antioksidan. Selain itu, pangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AIR

  Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa parameter guna memperoleh air yang layak untuk keperluan domestik terutama pada industri minuman. 1. Faktor Fisika  Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor fisika pada air meliputi:   A. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkanoleh buangan industri.   B. Temperatur Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.   C. Warna Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan