Langsung ke konten utama

Teknologi Filling

Teknologi hot-fill >< Cool Filling

Ada beberapa kombinasi waktu dan suhu yang digunakan untuk sterilisasi minuman ringan berkadar asam tinggi, namun yang lazim dilakukan adalah pada 185 -190 ° F (85 – 90°C) selama 30 detik. Untuk proses hot filling, botol dan tutup botol dibersihkan cukup dengan hanya menyemprotnya dengan udara karena proses hot filling akan menjadikan wadahnya steril.
Sedangkan untuk proses cool filling setelah produk dipasteurisasi, lazimnya dilakukan pembilasan wadah dengan menggunakan air panas. Air yang digunakan harus layak minum. Jika air yang digunakan tidak memenuhi syarat, bisa ditambahkan sedikit zat pembersih, misalnya kaporit (sodium hipoklorida), akan tetapi botol harus dikeringkan benar supaya sisa kaporit tidak mempengaruhi rasa.
Untuk proses hot fill, wadah, dalam hal ini botol PET, harus tahan terhadap suhu tersebut. Oleh karena itu tidak semua botol PET dapat digunakan untuk proses ini, karena botol tersebut dapat melengkung (collapse) jika mendapat perlakuan suhu tinggi.
Untuk mengatasi hal itu telah diproduksi botol PET tahan panas. Bagian leher adalah bagian yang paling kritis, sehingga dibuat lebih tebal dan diproses secara khusus. Bentuk dari botol PET untuk hot filling juga harus diatur sedemikian rupa dengan diberi “panel” tertentu sehingga keseluruhan botol dapat mengembang dengan baik sewaktu proses pemanasan dan menciut kembali dengan sempurna sewaktu proses pendinginan. Dengan demikian, botol PET untuk hot filling lebih rumit untuk diproduksi, lebih tebal dan lebih mahal dibandingkan dengan botol PET untuk produk yang disterilisasi dengan cara pasteurisasi.
Tantangannya adalah membuat desain botol PET yang lebih ringan tanpa mengurangi daya kerjanya.
Walaupun sekarang ini sudah ada teknologi untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas, tetap saja ada keterbatasan dalam aplikasi sistem hot filling ini yaitu tidak semua minuman dapat diproses secara hot filling, contohnya minuman dengan tingkat keasaman yang rendah.
Selain itu formulasi produk juga harus memperhitungkan kerusakan beberapa zat makanan jika diproses dengan suhu tinggi, misalnya vitamin-vitamin dan aroma tertentu. Walaupun demikian, teknologi hot fill lebih sederhana daripada sistem aseptik dan biaya investasi awal juga lebih rendah.
Teknologi aseptik

Teknologi ini adalah teknologi yang paling maju dalam pengisian produk minuman ringan dalam botol PET. Rangkaian peralatan untuk mengisi minuman ringan ke dalam botol PET dengan teknologi aseptik pada prinsipnya terdiri atas:
§  Suatu sistem untuk sterilisasi wadah
§  Suatu sistem untuk sterilisasi tutup botol
§  Suatu mesin pengisi yang mampu mengisi wadah dan menutupnya dalam kondisi aseptik
§  Suatu sistem pengendalian kontaminasi lingkungan
§  Rangkaian sistem proses yang memasok sistem di atas dengan fluida yang diperlukan (nitrogen, udara, air) pada kondisi optimum.
Teknologi aseptik saat ini sudah tidak memerlukan penggunan clean room sehingga prosedur proses pengisian menjadi lebih sederhana. Walaupun investasi yang diperlukan lebih tinggi daripada teknologi hot filling, dengan menggunakan teknologi aseptik produsen dapat memakai botol PET yang lebih tipis dan lebih sederhana daripada botol PET untuk hot filling. Hal ini sangat menguntungkan dari sisi biaya botolnya.
food review

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bread Improver dan Para Pemainnya

Sebelum tahun 1950, proses pembuatan adonan yang amat populer adalah menggunakan metode sourdough dan sponge and dough yang membutuhkan waktu 12-24 jam dalam proses fermentasi. Proses pembuatan roti di jaman moderen menuntut kecepatan karena waktu semakin berharga dan cakupan wilayah distribusi semakin luas, yang berarti kapasitas produksi semakin besar. Maka proses fermentasi semakin pendek bahkan ada istilah no time dough untuk menjelaskan singkatnya waktu fermentasi. Untuk itu diperlukan bahan yang membantu kinerja pengembangan roti agar maksimal dalam waktu fermentasi yang maksimal yang dikenal dengan nama bread improver. Ada dua alasan utama dalam mengaplikasikan bread improver dalam adonan yang menggunakan yeast, yaitu untuk mendukung kerja yeast dalam memproduksi gas (CO²) dalam masa fermentasi dan menjaga kestabilan kandungan gas di dalam adonan yang berperan juga dalam menentukan cita rasa, kestabilan volume dan shelf life adonan setelah dipanggang. Dalam Bread Improver

Resep Liang Teh & Cara Masaknya

  Bahan bahan liang teh bisa didapatkan di toko obat china yang menjual jamu2 tradisional, jika dijakarta bisa ditemukan didaerah glodok. Biasanya bahan bahan tersebut sudah dalam 1 paket.    Berikut bahan-bahannya untuk membuat Liang Teh : 1. Mesona Palustris (Cincau Hitam/Grass Jelly Drink) / sienchau (xiancao) Ekstrak daun cincau hitam memiliki kandungan senyawa antioksidan yang cukup tinggi yang berasal dari golongan flavonoid, polifenol, maupun saponin. Menurut penelitian (Nurdyansyah dan Widyansyah (2017) yaitu ekstrak daun cincau hitam memiliki nilai IC50 66,67 ppm serta total fenol sebesar 829,7 ppm. Nilai IC50 tersebut membuktikan bahwa tanaman cincau hitam berpotensi sebagai bahan pangan fungsional yang mampu sebagai antioksidasi dalam tubuh akibat paparan senyawa radikal bebas. Berdasarkan review yang berjudul Beneficial Effect of Mesona palustris BL: A Review on Human and Animal Intervention terbukti bahwa cincau hitam memiliki kandungan antioksidan. Selain itu, pangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AIR

  Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa parameter guna memperoleh air yang layak untuk keperluan domestik terutama pada industri minuman. 1. Faktor Fisika  Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor fisika pada air meliputi:   A. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkanoleh buangan industri.   B. Temperatur Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.   C. Warna Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan